MENGANALISIS KESALAHAN PADA SURAT KABAR MENGENAI EYD
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK PADA MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU : RINA DEVIANTY, S.S., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
KETUA : AHMAD SYUKRAN
ANGGOTA : 1. ADE DWIRA AYUNDARI
2. BELA PUTRIYANI
3. HARI RAMDANI
4. NURUL AFRIANI TANJUNG
5. NURHAMNI
SISTEM INFORMASI 1
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2016 / 2017
KATA PENGANTAR
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK PADA MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU : RINA DEVIANTY, S.S., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
KETUA : AHMAD SYUKRAN
ANGGOTA : 1. ADE DWIRA AYUNDARI
2. BELA PUTRIYANI
3. HARI RAMDANI
4. NURUL AFRIANI TANJUNG
5. NURHAMNI
SISTEM INFORMASI 1
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2016 / 2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami
bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah mengkaruniakan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini membahas
tentang “Ejaan yang Disempurnakan” dimana kami akan mencari sedikit kesalahan
yang terdapat dalam surat kabar. Tak lupa
kami panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini kami
menguraikan tentang pedoman pemenggalan kata, imbuhan bahasa indonesia, bentuk
terikat bahasa asing , dan
kesalahan-kesalahan yang terdapat pada koran. Salah satu kesalahan yang terdapat pada koran adalah penulisan kata pada awal
paragraf sebuah wacana ditulis dengan huruf kapital semua, contoh “ADA”. Ini
merupakan salah satu kesalahan yang sering terjadi di dalam koran.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan
bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih
kepada
dosen, keluarga, teman-teman, dan semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami mohon maaf bila ada kekurangan pada makalah ini. Karena itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.
Medan, 6 Oktober 2016
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................ 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 3
1.1.
Latar
Belakang............................................................................... 3
1.2.
Rumusan
Masalah......................................................................... 3
1.3.
Tujuan
Penulisan........................................................................... 3
1.4.
Manfaat
Penulisan......................................................................... 4
1.5.
Ruang
Lingkup.............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 5
2.1.
Pengertian
Ejaan yang Disempurnakan......................................... 5
2.2.
Pemakaian
Huruf........................................................................... 5
2.3.
Kaidah
Pemenggalan..................................................................... 6
2.4.
Pemakaian
Huruf Kapital dan Huruf Miring................................. 9
2.5.
Penulisan
Kata............................................................................... 11
2.6.
Pemakaian
Tanda Baca................................................................. 14
2.7.
Menganalisis Kesalahan Surat Kabar............................................ 20
BAB III PENUTUP........................................................................................... 34
3.1.
Kesimpulan....................................................................................
34
3.2.
Saran..............................................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
35
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Secara umum, orang
menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan bahasa. Di dalam bahasa,
sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan
lambang-lambang.
Belakangan ini banyak
orang Indonesia yang kurang mengerti bahasanya sendiri. Bukan berarti pada
makna yang sebenarnya, akan tetapi mereka kurang paham tentang kaidah-kaidah
dan aturan tata bahasa yang ada di dalam Bahasa Indonesia. Di dalam makalah ini
pembahasannya lebih kepada EYD dan tanda baca yang keduanya merupakan indikator
dari keabsahan Bahasa Indonesia itu sendiri.
EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf
capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari EyD ?
2. Bagaimanakah pengguanaan EyD dalam surat kabar Tribun
?
3. Apa kesalahan yang sering ditemui pada surat kabar Tribun
?
4. Bagaimanakah cara menyikapi kesalahan
penulisan pada surat kabar Tribun?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari EyD.
2. Untuk mengetahui penggunaan EyD dalam surat kabar Tribun.
3. Untuk mengetahui kesalahan pada surat kabar Tribun.
4. Untuk mengetahui cara menyikapi kesalahan
penulisan pada surat kabar Tribun.
1.4.
Manfaat Penulisan
Pelajar dan masyarakat
dapat mengetahui informasi tentang kaidah bahasa dan tulisan yang sesuai dengan
EyD sehingga kita dapat
menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar.
1.5.
Ruang Lingkup
Pada dasarnya, makalah
ini hanya membahas sesuai dengan kesalahan pada penulisan surat kabar yang
telah kami analisis, sehingga tidak semua kaidah-kaidah dalam EyD kami bahas
dalam makalah ini.
Kesalahan yang sering
ditemui dalam surat kabar Tribun adalah tentang kaidah pemenggalan, banyak
sekali kesalahan-kesalahan yang kami temui dalam pemenggalan yang di lakukan.
Selanjutnya, mengenai penulisan kata, dan tanda baca.
BAB II
PEMBAHASAN
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
2.1.
Pengertian Ejaan yang Disempurnakan
Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan
menggunakan huruf dan tanda baca. Pada saat ini Indonesia menggunakan ejaan
yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan karena memang
ejaan itu merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang penah disusun
sebelumnya, terutama Ejaan Republik yang di padukan pula dengan konsep-konsep
Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan Baru.
2.2.
Pemakaian Huruf
a.
Abjad
Di dalam abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai
berikut :
A a namanya A
B b namanya Be
C c namanya Ce
D d namanya De
E e namanya E
F f namanya Ef
G g namanya Ge
H h namanya Ha
I i namanya I
dst.
B b namanya Be
C c namanya Ce
D d namanya De
E e namanya E
F f namanya Ef
G g namanya Ge
H h namanya Ha
I i namanya I
dst.
b.
Singkatan Kata
Singkatan kata (termasuk singkatan
kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut cara bahasa
Indonesia. Contoh :
MTQ dibaca em-te-ki bukan em-te-kyu
TV dibaca te-fe bukan ti-fi
TV dibaca te-fe bukan ti-fi
2.3.
Kaidah Pemenggalan
A.
Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata diperlukan untuk memisahkan bagian-bagian kata
dalam pergantian baris. Suatu kata yang terletak pada ujung baris apabila tidak
cukup ditulis pada ujung baris itu tentu saja perlu dipenggal. Dalam
pemenggalan itu antara bagian kata yang satu dengan kata yang lain dihubungkan
dengan tanda hubung dan tidak didahului dengan spasi. Pada pergantian baris
tanda hubung ditulis diujung baris.
Sesuai dengan
kaidah, pemenggalan kata itu dilakukan sebagai berikut :
1.
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
a.
Jika ditengah kata terdapat dua buah vocal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan diantara kedua vocal itu.
Misalnya :
Saat = sa-at ( pemenggalan baku )
Taat = ta-at ( pemenggalan baku )
Buah = bu-ah ( pemenggalan baku )
Saat = sa-at ( pemenggalan baku )
Taat = ta-at
Buah = bu-ah ( pemenggalan baku )
b.
Huruf diftong ai, au, dan
oi tidak pernah diceraikan
sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
Misalnya :
Aula = au-la ( pemenggalan baku )
Saudara = sau-da-ra ( pemenggalan baku )
Amboi = am-boi ( pemenggalan baku )
Saudara = sau-da-ra ( pemenggalan baku )
Amboi = am-boi ( pemenggalan baku )
c.
Jika di tengah kata terdapat huruf konsonan yang diapit oleh vokal,
pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya :
kerabat = kera-bat ( pemenggalan baku )berupa = beru-pa ( pemenggalan baku )
mineral = mine-ral ( pemenggalan baku)
d.
Di samping itu, bila dapit oleh vokal berupa gabungan huruf
konsonan pemenggalannya tetap dilakukan sebelum gabungan konsonan itu. Dalam
hal ini gabungan huruf konsonan seperti ng, kh, dan sy tidak di penggal karena
gabungan itu melambangkan satu konsonan atau satu fonem.
Misalnya :
perangkat = pe-rang-kat ( pemenggalan baku )
masyarakat = ma-sya-ra-kat ( pemenggalan baku )
e. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan yang
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya :
Makhluk = makh-luk ( pemenggalan baku )
Sombong = som-bong ( pemenggalan baku )
Bangsa = bang-sa ( pemenggalan baku )
Sombong = som-bong ( pemenggalan baku )
Bangsa = bang-sa ( pemenggalan baku )
f. Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya :
instrumen = in-tsru-men ( pemenggalan baku )
infra = in-fra ( pemenggalan baku )
bentrok = ben-trok ( pemenggalan baku )
infra = in-fra ( pemenggalan baku )
bentrok = ben-trok ( pemenggalan baku )
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan
termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya
ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya :
makan-an me-ra-sa-kan
mem-bantu pergi-lah.
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara unsur-unsur itu atau pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d yang di atas.
Misalnya :
makan-an me-ra-sa-kan
mem-bantu pergi-lah.
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara unsur-unsur itu atau pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d yang di atas.
Misalnya :
bio-grafi, bi-o-gra-f foto-grafi,
fo-to-gra-fi
kilo-gram, ki-lo-gram kilo-meter,
ki-lo-meter
intro-speksi, in-tro-spek-si
B.
Pemengglan Kata Ulang
Pemenggalan
kata ulang bahasa Indonesia unsur-unsurnya ditulis kembali secara lengkap
dengan disertai tanda hubung, sebainya pemenggalan dilakukan di antara
unsur-unsur yang diulang.
Misalnya :
anak-anak = anak-anak ( pemenggalan baku ) anak-an-ak =>( pemenggalan tidak baku )
C.
Pemenggalan Nama Orang
Pemenggalan
nama orang pada dasarnya dapat dipenggal. Akan tetapi, pemenggalannya sedikit
berbeda dengan pemenggalan kata biasa. Dalam pemenggalan nama orang di antara
unsur-unsur yang dipenggal tidak perlu disertai tanda hubung karena
masing-masing unsur yang dipenggal merupakan unsur lepas yang didapat berdiri
sendiri.
Misalnya :
*Pemenggalan Baku
*Pemenggalan Baku
Ahmad Syukron = Ahmad SyukronBela Putriyani = Bela Putriyani
Nurul Afriani = Nurul Afriani
2.4.
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
A.
Huruf Kapital atau Huruf Besar
1.
Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai
huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya
:
Dia
mengantuk.
Apa
Maksudnya?
Kita
harus bekerja keras.
2.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan yang pangkat yang tidak
diikuti nama orang atauyang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya
:
Wakil
Presiden Adam Malik
Perdana
Mentri Nehru
3.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Satika
4. Huruf kapital yang dipaikai sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Bangsa Indonesia
Suku Sunda
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara
Bayuwangi
6. Huruf kapital sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
7.
Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat,dan sapaan.
Misalnya
:
Dr. dokter
M.A master
of arls
8.
Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,
kakak, adik dan paman yang
dipakai dalam dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangakat?” Tanya Harto.
B.
Huruf Miring
1.
Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama buku, nama majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan.
Misalnya :
majalah Bahasa dan
Kesusastraan
buku
Negarakertagama karangan Prapanca
2.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad
ialah a
Dia bukan menipu
, tetapi ditipu
3.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama kata ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik divide et
impera pernah merajalela di negeri ini.
2.5.
Penulisan Kata
A.
Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan.
Misalnya :
Ibu
percaya bahwa engkau tahu.
Kantor
pajak penuh sesak.
Buku
itu sangat tebal.
B.
Kata Turunan
1. Imbuhan ( awalan, sisipan, akhiran)
ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
bergelatar penetapan
dikelola menengok
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,
awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya :
bertepuk
tangan garis bawahi
menganak
sungai sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan
kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya :
menggaribawahi menyebarluaskan
dilipatgandakan pengahncurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
mahasiswa mancanegara
narapidana pancasila
C.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung
Misalnya
:
Anak-anak
Biri-biri
Kupu-kupu
D.
Kata Ganti –ku,kau -, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau-
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya -ku , -mu , -nya ,ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apa
yang kumiliki boleh kauambil
E.
Kata Depan di,
ke , dan dari
Ditulis dengan terpisah
dari kata yang mengikutinya kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai 1 kata , seperti kepada
dan daripada
Misalnya :
Kain
itu terletak di dalam lemari
F.
Singkatan dan akronim
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekatkan
yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang ,nama gelar ,sopaan
,jabatan , atau pangkat yang diikuti dengan tanda titik (.).
Misalnya
:
S.E. Sarjana
Ekonomi
Bpk. Bapak
b. Singkatan nama resmi,kata nama resmi
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
dan tidak diikuti dengan tanda titik(.).
Misalnya :
Misalnya :
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
KTP Kartu Tanda Pengenal
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga
huruf atau lebih diikuti dengan satu tanda titik.
Misalnya
:
DLL. Dan lain-lain
Yth. Yang terhormat.
2. Akronim ialah singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret yang diperlukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan
huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya :
ABRI Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia
LAN Lembaga Adminstrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan
suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital.
Misalnya :
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia
Bappenas Badan
Perencana Pembangunan Nasional
2.6.
Pemakaian Tanda Baca
A.
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ayahku
tinggal di Solo.
Biarlah
mereka duduk disana.
2. Tanda titk dipakai dibelakang angka atau
huruf dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya :
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat
Desa
B. Direktorat Jendral Argaria
a. ...
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya :
Pukul
1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai diantara nama penulis,
judul tulisan yang tidak berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru dan
tempat dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Siregar, Merari. 1920. Azhab dan Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka.
B.
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.
Misalnya:
satu, dua, … tiga!
Saya memiliki buku, pena, dan tas untuk persiapan sekolah
satu, dua, … tiga!
Saya memiliki buku, pena, dan tas untuk persiapan sekolah
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Dia ingin mengikuti perlombaan itu, tetapi sedang sakit
Nilam bukan kelompok tina, melainkan kelompok saya
3.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari sinkatan nama diri keluarga, atau marga.
Misalnya :
B. Ratulangi,
S.E.
Ny. Khadijah,
M.A.
4.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya :
Misalnya :
12,5 m
Rp 12,50
C. Tanda Titik Koma (;)
1.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Misalnya :
Malam
makin larut ; pekerjaan belum selesai
2.
Tanda titik koma dapat dipakau sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya
:
Ayah
mengurus tanamannya di kebun itu ; Ibu sibuk bekerja di dapur ;
D. Tanda Titik Dua ( : )
1.
Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Misalnya :
Kita
sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja, dan lemari
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau
pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya :
Misalnya :
Kita
memerlukan kursi, meja,dan lemari.
2.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya :
Misalnya :
a)
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S.Handayani
Bendahara : B.Hartawan
b)
Tempat sidang : Ruang 104
Pengantar
Acara : Bambang
S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30
3.
Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menujukkan pelaku dalam percakapan.
Misanya :
Misanya :
Ibu : (meletakkan
beberapa kopor)
“Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik,Bu”.
(mengangkat kopor dan masuk)
Ibu : “Jangan
lupa . Letakkan baik-baik!”
(duduk di kursi besar)
E. Tanda Pisah ( - )
1.
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yanmemberi penjelasan
di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Misalnya:
Kemerdekaan
bangsa itu-saya yakini akan tercapai-diperjuangan oleh bangsa itu sendiri
2.
Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Misalnya:
Rangkaian
temuan ini-evolusi, teori kebisnisan, dan kini juga pembelahan atom-telah mengubah
konsepsi kita tentang alam semesta
3.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti
‘sampai’.
Misalnya :
Misalnya :
1910-1945
Tanggal 50-10 April 1970
Jakarta-Bandung
F. Tanda Ellipsis ( … )
1.
Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya :
Kalau
begitu.. ya, marilah kita bergerak.
2.
Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya :
Sebab-sebab
kemerosotan…akan diteliti lebih lanjut.
G. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
Misalnya
:
Kapan ia berangkat?
Apakah anda sudah tau?
H. Tanda Seru (!)
Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataaan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau pun rasa emosi yang
kuat.
Misalnya :
Alangkah
seramnya peristiwa itu!
I. Tanda Kurung ( (…) )
A.
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK
(Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
B.
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan
itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam
negeri.
J. Tanda Petik ( “…” )
1.
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
“Saya belum siap,” kata Mirna, “tunggu
sebentar!”
2.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanan dengan
cara “coba dan ralat” saja
3.
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
lansung.
Misalnya :
Kata Tono, “Saya juga minta satu”.
K. Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )
1.
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.
Misalnya :
Tanya
Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2.
Tanda petik tunggal mengapit makna , terjemahan, atau penjelasan kata
ungkapan asing .
Misalnya :
feed-back
‘balikan’
L. Tanda Garis Miring ( / )
1.
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya :
No.7/PK/1973
Jalan
Kramat II/10
2.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap .
Misalnya :
mahasiswa/hasiswi
M. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya
:
Ali’
kan kusurati (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Perngertian
EyD merupakan hasil penyempurnaan dari
beberapa ejaan yang penah disusun sebelumnya, terutama Ejaan Republik yang di
padukan pula dengan konsep-konsep Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan
Baru.
Dalam
menulis surat kabar EyD perlu dipahami, seperti pemakaian dan penulisan kata,
kaidah pemenggalan, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata,
dan penggunaan tanda baca. Hal itu karena
penggunaan EyD yang digunakan dalam surat kabar itu sangat minim,
sering terdapat kesalahan dalam penulisan
surat kabar sehingga penulisannya pun tidak sesuai dengan EyD
yang berlaku.
Berdasarkan
surat kabar yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat menjadi hal
yang lumrah dalam surat kabar.
Kesalahan yang sering terjadi pada surat kabar yakni kesalahan pada pemenggalan, baik itu pemenggalan pada nama orang ataupun pemenggalan
pada kata. Kesalahan lainnya berupa
penulisan nominal rupiah, pemakaian kata baku, kesalahan pada penulisan kata,
dan pemakaian kalimat efektif.
Cara
kita menyikapi dari kesalahan pada surat kabar adalah dengan kita tidak terlalu meniru pemakaian tanda baca
dan cara penulisan pada surat kabar tersebut.
3.2.
SARAN
Saran kami kepada audiens
perlu untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat pada koran, dan
audiens tidak menerapkan kaidah EYD yang salah ini di kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya di surat kabar saja,
tapi di media lain juga pasti memiliki kesalahan.
Saran kami kepada
masyarakat Indonesia perlu menerapkan pemahaman tentang kaidah penggunaan
Bahasa Indonesia yang harus sesuai dengan EYD. Tujuannya
agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar
dilihat dari struktur serta ejaannya.
Saran
kami kepada pihak media dalam
penulisan sebuah wacana perlu menerapkan kaidah penggunaan EYD. Tujuannya untuk
menerapkan penggunaan EYD ini terhadap pembaca wacana tersebut, supaya tidak
menyimpang dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Devianty,
Rina. 2016. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Medan: UINSU.
Kamisa.
2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya:
Cahaya Agency.
Mulyati.
2015. Terampil Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Murthado,
Ali dan Rahmat Hidayat Nasution. 2015. Bahasa
Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
Teori dan Praktik Karya ilmah. Medan: Wal Ashri Publishing.
Sukiman, Wirosaputro. 2004. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.
0 komentar:
Posting Komentar